Rabu, 31 Oktober 2012

Bulan dan Matahari

"Hei, kamu tau nggak kenapa bulan itu selalu datang malam?" tanyamu di malam itu.
"Bukannya sudah jelas? karena itu adalah keseimbangan alam. siang ada matahari, malam ada bulan." jawabku.
Kamu berfikir sejenak. kemudian menghela nafas panjang dan menghadap ke atas, ke arah bulan.
"Aku kasih tahu sebuah rahasia yang hanya beberapa orang saja yang tahu. ini adalah rahasia dari sebuah rahasia" aku mengangguk penuh antusias dan merapatkan posisi dudukku mendekat ke arahmu. tanganmu menunjuk sang raja malam.
"Bulan dan matahari saling mengikat janji. mereka tidak akan bertemu lagi." "Mengapa mereka tidak mau bertemu lagi?" Diam sejenak...
"Dahulu kala, bulan dan matahari saling mencintai. namun karena suatu hal mereka terpisah oleh jarak yang sangat jauh. bulan yang merasa cemburu dengan matahari karena matahari diberi tugas untuk menyinari seluruh tata surya akhirnya meminta hubungan mereka berakhir. matahari tidak bisa berkata apa-apa. ia tetap menjalankan tugas menyinari tata surya tanpa memperhatikan yang ia cintai. mereka membuat janji untuk tidak saling bertemu lagi. tetapi rasa cinta mereka tetap abadi dan saling mengisi satu sama lain."
"Kamu tahu? aku tidak terkejut kamu bercerita seperti itu" kataku sambil tersenyum.
"Kenapa tidak?" tanyamu heran.
"Karena kau sering bercerita hal yang tidak mungkin terjadi seolah-olah memang terjadi. dan aku suka saat kau bercerita seperti itu. imajinasiku seperti melayang-melayang"
"Wow, aku membuat imajinasimu melayang-melayang! kau harus berterima kasih kepadaku" serumu dengan gembira.
"Iya.. terima kasih penyair" kataku sambil berlagak memohon maaf.
"Dasar!" kau mengacak-ngacak rambutku sambil tertawa terbahak-bahak memecah keheningan malam itu. kau bangkit dari dudukmu dan berlari mejauh dariku yang mengejarmu. Seperti bulan dan matahari, saat itu bersama jarak di antara kita namun saling mengisi kekosongan hati dengan tertawa. karena sudah tidak kuat lagi mengejarnya, aku berhenti dan melihat bulan lagi.
"Mungkin ini malam terbaikku selama ini" kataku sambil tersenyum.
"Ya, ini memang malam terbaikmu." tiba-tiba kamu sudah berdiri di sebelahku. menggenggam tanganku, dan bersama kita menatap bulan yang mungkin juga sedang tersenyum karena kisahnya diceritakan dan dikenang oleh sepasang manusia yang saling mengisi.

Tidak ada komentar: